Senin, 17 Agustus 2009

Biarlah Yang Miskin Berkata

Biarlah Yang Miskin Berkata
Biarlah Yang Miskin Berkata, "Aku Kaya!"

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat sejahtera membawa anaknya bepergian ke suatu negara yang sebagian besar penduduknya hidup dari hasil pertanian, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya,"Bagaimana perjalanan tadi?" "Sungguh luar biasa, Pa. " "Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin?" tanya sang ayah.

" Iya , Pa ," jawabnya. "Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?" tanya ayahnya lagi. Si anak menjawab, "Saya melihat kanyataan bahwa kita mempunyai seekor anjing sedangkan mereka memiliki empat ekor.

Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.

Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang. Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi mereka melayani diri mereka sendiri.

Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri.
Kita mempunyai dinding indah yang melindungi diri kita dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka.

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan, "Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita." Terlalu sering kita melupakan apa yang kita miliki dan hanya berkonsentrasi terhadap apa yang tidak kita miliki.

Kadang kekurangan yang dimiliki seseorang merupakan anugerah bagi orang lain.

Semua berdasar pada perspektif setiap pribadi. Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika kita semua bersyukur kepada Tuhan atas anugerah yang telah disediakan oleh-Nya bagi kita daripada kuatir untuk meminta lebih lagi.








orang kaya, kasihan melihat ustadz, guru agama dll..
dalam hatinya, kok orang cuma berdo'a saja ?? kapan kaya nya ??
sehingga orang kaya memandang rendah para pemuka agama..

semantara orang alim, ustadz , pendeta, pastor.. heran melihat orang kaya..
dalam hatinya: kok setiap hari hanya cari duit melulu, mana bekal untuk akhirat ?
sehingga kebanyakan mereka juga memandang rendah pada orang kaya.

jadi, sebenarnya tingi rendahnya derajat seseorang.. tergantung siapa yg memandangnya..

ibarat kita naik ke bukit..
dari atas bukit, kita melihat orang dibawah 'kecil' banget..
begitu juga sebaliknya..
orang lain pun ketika itu dibawah, melihat kita 'kecil' juga..

1 komentar:

Defy Saputra mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Blogspot Templates by Isnaini Dot Com and Hot Car Pictures. Powered by Blogger